Manusia dan Kebudayaan
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan,kesenian, moral,hukmum, adatistiadat dan kemampuan kemampuan lain
serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai masyarakat.Kebudayaan
adalah sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan kehidupan setiap kelompok
orang-orang berlainan dengan hewa-hewa, maka manusia tidak hidup begitu saja
ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam. Kebudayaan terdiri atas
berbagai pola,bertingkah laku mantap,pikiran,perasan dan reaksi yang diperoleh
dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapainya secara
tersendiri dari kelompok-kelompok manusia :
- · Sistem Nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga system kebudayaan secara terperinci:
- · Sistem Ideologi: meliputi etika norma,adapt istiadat,peraturan hokum yang berfungsi sebagai pengarahan
- · Sistem sosial: meliputi hubungan dan kegiatan social dalam masyarakat
UNSUR UNSUR KEBUDAYAAN
Koentjaraningrat (1985)
menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok
kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
- Sistem peralatan dan perlengkapan hidup,
- Sistem mata pencaharian hidup
- Sistem kemasyarakatan
- Bahasa
- Kesenian
- Sistem Pengetahuan
- Sistem Religi
Kehidupan yang mencerminkan budaya
timur :
Kepribadian bangsa timur pada umumnya
merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau
memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya
aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Kepribadian bangsa timur identik
menjunjung nilai kesopanan yang lebih tinggi dibanding budaya barat. Selain
itu, kepribadian bangsa timur khususnya Indonesia juga lebih terbuka dan ramah
tamah. Bangsa timur sangat peduli dengan orang lain hal ini dibuktikan
dengan adanya sikap saling tolong menolong dengan sesama dan bergotong royong.
Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka
bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau
larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya
menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk
di depan pintu. Namun , pada saat ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perubahan kepribadian bangsa timur adalah era globalisasi dan kebudayaan bangsa
barat. Era globalisasi telah mempermudah kehidupan kita dilihat dari sekian
banyak aspek. Namun era globalisasi juga membawa pengaruh negatif yang
merugikan. Begitu pula dengan pengaruh budaya barat. Contohnya , saat ini
kesopanan dan kesantunan yang kita miliki hanyalah sekedar formalitas.
Kepribadian bangsa timur ini tidak lagi menjadi suatu keharusan karena
kepribadian ini telah banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Beberapa contoh kepribadian bangsa timur
, antara lain :
Cium tangan kepada kedua orang tua
Penggunaan tangan kanan
Musyawarah
Contoh aplikasi
manusia dengan kehidupan :
MASALAH
ITU TEMAN HIDUP MANUSIA
Kesederhanaan adalah suatu kondisi dimana kita mampu memprioritaskan sesuatu sesuai dengan proporsinya. Sederhana itu simple dan tidak rumit. Sederhana itu suatu kemudahan atau membuat sesuatu yang rumit menjadi hal mudah. Tentu sederhana itu mudah dipahami, mudah dikerjakan.
Namun tetap masih memiliki nilai-nilai arti atau makna yang tinggi atau berbobot.
Menyederhanakan sesuatu itu bukan menggampangkan sesuatu. Begitu juga didalam kehidupan ini. Banyak sekali masalah yang datang dan menghampiri kita selama hidup didunia ini. Masalah yang datang pun beragam, ada masalah sepele sampai masalah yang bertubi-tubi dan rumit untuk diselesaikan. Terkadang masalah membuat orang kehilangan kendali, sebagian mereka tidak mampu mengendalikan emosi yang melanda dirinya. Maka sangat mungkin untuk terjadi depresi atau stress karena otak tertutup emosi negatif dan sehingga otak tidak mampu menerima rangsangan dari luar (permasalahan hidup). Sebagai hasilnya, seseorang tidak dapat berfkir secara logis. Tentu ini akan sangat merugikan diri sendiri bahkan orang lain yang ada disekitarnya.
Dengan adanya realita seperti ini, pola pandang hidup dengan berbasis kesederhanaan inilah sangat diperlukan. Setiap manusia yang sedang dan akan menghadapi masalah harus mampu bersikap proporsional dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Dalam artian mereka tidak terbelenggu oleh hal-hal negative yang mungkin akan mempengaruhi kejiwaan mereka. Proporsi manusia itu terbatas, mereka hanya mampu berfikir jernih dalam keadaan yang santai, dan rilek. Ketika seseorang menghadapi masalah yang berat dalam hidupnya, dia cenderung stress dan emosi akan bereaksi. Bisa dalam bentuk kemarahan, kesedihan, keputusasaan, kebingungan dll. Perasaan-perasaan seperti ini jika melambung maka akan merdeka sehingga menyelimuti jiwa seseorang maka. Dia tidak akan mampu berkonsentrasi dan berfikir rasional. Tentu saja hal ini menjadi factor penghambat dalam penyelesaian masalah. Untuk mendapatkan pemecahan masalah yang tepat, seseorang harus bersikap tenang dan santai.
Masalah bukanlah sesuatu hal yang dengan berdiam diri maka akan selesai dengan sendirinya. Masalah bukan pula sesuatu yang menakutkan, menjengkelkan atau mematikan. Karena pada dasarnya masalah itu ditimbulkan oleh diri sendiri. Masalah itu mudah atau rumit hanya sebuah anggapan saja. Wajar sekali manusia yang hidup itu memiliki berbagai macam anggapan, termasuk anggapan akan sesuatu yang telah, sedang dan akan terjadi. Anggapan ini biasanya muncul karena adanya ketidak seimbangan keinginan dan kenyataan yang harus dihadapi. Dan biasanya berujung pada sebuah anggapan negative yang bisa merusak pola pemikiran seseorang.
Masalah yang ada muncul biasanya dipicu karena adanya kejadian-kejadian yang telah berlalu dan masih terbawa sampai masa sekarang. Seringkali juga masalah muncul karena kejadian yang sedang dialami. Dengan dipengaruhi banyak factor, bisa factor internal sampai factor external yang ada dilingkungan sekitar, (rumah, tempat kerja, sekolah dll). Kejadian-kejadian yang terjadi pun sangat beragam. Bisa kejadian tak terduga, misalnya saja ketika seseorang mengalami kejadian menjengkelkan karena macet jadi terlambat masuk kerja dan mendapat ocehan dari bos nya. Contoh lainnya, misal ada seorang siswa yang dihukum guru karena tidak menyelesaiakan tugas rumah. Hal tersebut mungkin saja dan bahkan selalu saja terjadi kepada siapapun. Tentu hal ini menjadi masalah tersendiri. Hal-hal sepele pun bisa memicu masalah terjadi. Tidak jarang masalah besar terjadi karena munculnya masalah sepele yang tak terselesaikan atau salah penanganan.
Cara yang efektif dalam penanganan sebuah masalah yaitu
dengan cara penyederhanaan masalah itu sendiri. Menyederhanakan masalah yang
ada akan membantu menyelesaikan masalah dalam hidup. Masalah yang sedang
dihadapi bisa disederhanakan dengan mengatur pola pikir dan gejolak emosi.
Seperti yang dikatakan tadi, otak tidak akan mampu berfikir jernih jika emosi
negatif masih mengantungi nya.
Pola pikir dan gejolak emosi adalah dua hal yang saling
berhubungan. Seseorang yang memiliki pengaturan gejolak emosional yang baik
dapat mengembangkan pola pikir yang baik juga, begitupun sebaliknya. Jika
seseorang tidak mampu mengontrol gejolak emosi, maka jangankan merangkai pola
pikir yang baik, berfikir jernih saja sulit.
Jadi untuk menyederhanakan permasalahan hidup, seseorang
harus memanage terlebih dahulu keadaan emosinya, setelah itu baru berfikir
logis dan rasional, lalu mulai menyusun pola pikir yang baik. Pola pikir yang
baik itu berisi pikiran-pikiran positif, sehingga ketika seseorang mampu
berfikir positif, maka dia akan melakukan hal-hal positif juga untuk hidupnya,
terlebih dalam penanganan masalah kehidupan.
Sebagai contoh, dalam penyederhanaan masalah, ketika ada
seseorang yang baru saja lulus sarjana muda, dia menemukan masalah yaitu
kesulitan mencari kerja,. Beban yang ia emban (seperti omongan masyarakat,
tuntutan orang tua untuk cepat-cepat mencari pekerjaan, dan kebutuhan diri,
serta amanah yang berupa ijazah) membuat dia tambah pusing sepuluh keliling.
Sehingga hal ini berpengaruh pada kejiwaan, atau emosi nya. Bisa saja jika dia
salah bertindak dalam menghadapi masalahnya dia akan mengalami penderitaan.
Masalah yang dia hadapi bagi sebagian orang adalah masalah yang rumit, karena
memang mencari pekerjaan yang baik dan layak itu bukan hal mudah dan instan,
banyak pertimbangan yang harus dilakukan untuk memilih pekerjaan yang cocok.
Tetapi bagi sebagian orang yang lain beranggapan masalah yang dia hadapi
gampang atau mudah, dia punya keahlian dari sekolah sarjana nya, dia bisa
memanfaatkan kemampuan apa yang dia miliki, dengan melakukan hal bermanfaat,
menciptakan pekerjaan sendiri atau lainnya, tanpa harus bersusah payah
kesana-kemari mencari kerjaan yang layak. karena bagi sebagian orang ini
pekerjaan layak adalah pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Dua pandangan
ini menjadi gambaran betapa beranekaragam nya anggapan tentang sebuah masalah.
Menyederhanakan
masalah maksudnya adalah memberikan perlakuan terhadap masalah itu sendiri.
Membuat masalah itu bukan sesuatu yang memberatkan, dalam hal ini menganggap
masalah yang dihadapi bukanlah masalah yang pelik, atau rumit. Masalah yang
terjadi adalah masalah yang simple, dan tidak harus menyebabkan stress
berkepanjangan. Hal ini bukan berarti menyepelekan masalah yang ada. Akan
tetapi mengontrol emosi terlebih dahulu, yaitu dalam menghadapi masalah harus
dalam keadaan santai dan tenang, setelah itu bangunlah pola pikir yang baik
yaitu berfikir masalah ini tidaklah rumit, dan pastilah bisa diatasi dengan
mudah, dengan memikirkan opsi-opsi penanganan sesuai permasalahan, selanjutnya
pengambilan tindakan.
Tentu saja dalam keadaan tenang, anggapan positif akan muncul dan menumbuhkan pola pikir yang baik juga. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk membantu seseorang menyelesaikan permasalahan dalam hidup, yaitu dengan menyederhanakannya.
Tentu saja dalam keadaan tenang, anggapan positif akan muncul dan menumbuhkan pola pikir yang baik juga. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk membantu seseorang menyelesaikan permasalahan dalam hidup, yaitu dengan menyederhanakannya.
Analisa :
Dalam artikel
tersebut yang berjudul “Masalah itu teman hidup manusia “ artinya dalam sebuah
kehidupan pasti akan mengalami atau mendapatkan sebuah masalah . Masalah yang
terjadi dapat menjadikan diri kearah
yang lebih positif atau negatif , semua itu tergantung terhadap diri kita masing-masing
.Dalam menghadapi sebuah masalah kita harus mempunyai sikap dan pikiran yang
logis untuk menyelesaikan masalah tersebut . Masalah yang sederhana dapat
menjadi besar dan rumit jika kita menyelesaikannya dengan emosi begitu juga
sebaliknya masalah yang besar dan rumit menjadi sederhana jika kita
menyelesaikan dengan pikiran yang tenang dan logis . Dalam kehidupan kita harus
mempunyai prioritas yang sesuai dengan porsinya agar tidak menjadi masalah bagi
diri kita .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar