Rabu, 16 Juli 2014

cerpen pertama

Sahabatku Cintaku

"Persahabatan bukan hanya sekedar kata yang tertulis pada selembar kertas tak bermakna tapi persahatan merupakan sebuah ikatan suci yang ditoreh diatas dua hati ditulis dengan tinta kasih sayang dan suatu saat akan dihapus oleh tetesan air mata atau mungin tetesan darah"

Itu salah satu perkataan pia padaku waktu itu . Ya , pia adalah seorang gadis cantik yang selalu menemani hari-hariku dibangku SMA . Octavia Nabilla atau yang sering dipanggil pia , Dia adalah sahabat terbaik dalam hidupku . Dia seorang gadis yang periang yang mempunyai penuh ambisi yang selalu membuatku tertarik dengan segala hal yang ada didalam dirinya . Dia seorang sahabat yang mau berbagi bukan hanya disaat sedang senang tapi ketika aku sedang berada didasar keterpurukan dia selalu datang dan terseyum sambil mengulurkan tangannya kepadaku agar aku bisa bangkit kembali .
Sudah ribuan cerita cinta dan masalah lainnya yang kita bagi bersama .Hal yang paling sering dia ceritakan padaku tentang cinta yang datang dan pergi dalam hidupnya .  Mulai dari cinta sesaat , cinta indah , cintah sedih , dan cinta abadi . Aku hanya bisa tersenyum disaat dia menceritakan cinta indahnya dan aku akan bersedia membagi bahuku ini agar dia bisa menangis dibahuku disaat dia sedang menangis menceritakan cinta dia yang sedih .
Sudah lama aku dan dia bersama merangkai kata persahabatan dengan saling berbagi tawa dan tangis  . Tapi sore itu adalah dimana awal aku dan dia mendapatkan masalah dalam persahabatan kita . Sore itu seperti biasanya aku dan dia duduk-duduk dibangku pos satpam sekolah untuk menunggu jemputan masing-masing . Sambil menunggu jemputan datang , aku dan dia saling berbagi cerita . Sore itu cerita yang kita bicarakan sedikit serius .
"Dandi.... aku pacaran sama dia" Pia memulai cerita pada sore itu
"Sama siapa ?" Aku hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalaku karena aku sudah sering mendengar dia bilang seperti itu padaku
"Tapi janji ya , jangan kamu bilang kesiapa-siapa ini hanya jadi rahasia kita berdua saja" Dia memberi jari kelingkingnya padaku tanda perjanjian kita berdua
"Iya ya .. kapan sih aku nyebarin rahasia kita" kataku sambil mengkaitkan jari kelingkingku padanya
"Sama Indra , Kakak kelas kita yang jago basket itu" jawabnya dengan wajah yang begitu bahagia
Aku hanya bisa terdiam disaat mendengar jawaban darinya
"Farel ..... aku cerita bukannya ditanggepin malah bengong kamunya"
"Iya maaf ya , aku hanya kaget dengernya" jawabku sambil tersenyum melihat dia dengan wajah yang tiba-tiba cemberut aku tidak menanggapi ceritanya
"Yauda , sekarang coba ceritain kok bisa kamu sama kak Indra" kata untuk mengembalikan senyum diwajahnya
Lalu dia tersenyum kembali dan memulai cerita tentang awal dia dan kak Indra bertemu menjadi dekat , nonton film berdua , dan akhir mereka jadian. Aku hanya dapat tersenyum mendengar ceritanya walaupun terkadang aku suka memotong ceritanya untuk memberi sedikit pendapatku . Namun entah kenapa diakhir cerita pada sore itu dia menggengam tanganhku dan meyakinkan diriku bahwa tak udah perduli dia sedang dekat dengan siapapun , karna tetap akulah orang yang paling spesial dan berarti dalam hidupnya . Aku tersenyum lebar mendengar perkataan itu dan aku membalas genggaman tanganya dengan erat .
TIIIIN.......TIIIN..TIIIN.... suara klakson mobil jemputan pia sudah datang , pia melepaskan genggamannya untuk bersiap mengabil tas dan menuju mobil
"Eeeh Rel , Mas Joko udah dateng tuh aku pulang duluan ya" pamotnya padaku
"Iya Pi , kamu hati-hati ya dijalan" jawabku sambil melambaikan tangan padanya
"Oke deh Farel , dadaaaaah" kata pia sambil berjalan menuju mobil dan melambaikan tangannya juga
Sudah hampir sebulan lebih sejak percakapan sore itu , secara perlahan pula hubungan persahabatan aku dan pia mulai sedikit berubah . Pia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kak Indra dan sedikit melupakanku . Ada sedikit perasaan kehilangan dan rasa yang aneh . Tapi walaupun berat untuk nerima kenyataan itu aku harus bisa tersenyum untuk dia .
Kini untuk menghilangkan rasa kesepianku , aku sering menulis puisi tentang dirinya . Kadang ada rasa rindu yang menyerang dan rasa sakit tanpa kehadiranmu . Dan dia juga berhasil membuat air mataku jatuh karna rasa kehilangan .  Aku ingin rasanya kembali mendekap dirinya dan saling berbagi cerita seperti dulu yang suka kita lakukan bersama . Ada ribuan cerita indah yang aku ingin ceritakan ke dia tapi semua itu hanya bisa ku ceritakan lewat puisi-puisi indah yang ku buat untuknya . Aku menulis semua puisi-puisi itu didalam buku diary ku . Tapi tanpa aku sadari aku kehilangan buku diary ku dan aku nggak tahu bagaiman ceritanya buku diary itu bisa ada ditangan kak Indra . Kak Indra sudah baca semua yang aku tulis dibuku itu  , hal itu yang membuat aku dan kak Indra bertengkar dan kak Indra menyuruhku untuk menjauhi Pia .
Aku sebenernya tidak masalah dan takut akibat pertengkaran aku sama kak Indra .Namun yang aku tidak bisa terima saat itu ketika Pia tahu kejadian itu Pia hanya terdiam dan tidak membela aku sedikitpun bahkan terkesan menjauh dariku. Itu hal yang bener-bener tidak bisa aku terima.
Sejak kejadian pertengkaran itu aku dan pia sangat jauh seperti ada jarak yang memisahkan kita . Aku bener-bener jatuh dalam kecewa dan mengharapkan dirinya kembali seperti dulu . Menjelang perpisahan sekolah , tiba-tiba hp ku berdering . Ternyata Pia yang menelponku malam-malam dan memintaku untuk datang ke cafe yang biasa aku dan dia datangi dulu . Pada malam itu hujan sangat deras , tapi tanpa pikir panjang aku langsung pergi menemuinya walaupun aku sudah sangat kecewa padanya .
Sesampainya aku di cafe , Pia menatapku lama dan tiba-tiba dia menitikan air mata dari kedua matanya . Aku langsung mendekati dirinya dan duduk disampinya karna aku tidak bisa melihat dia menangis . Pia langsung bersandar dibahuku .
"Farel ...." ucapnya sambil menangis
"Ini ada apa Pi?kenapa kamu nangis?"tanyaku pada Pia
"Maafin aku ya , aku sadar atas semua kesalahanku . Aku sadar buat apa aku harus mencari cinta bersama orang lain padahal didepan mataku sudah ada orang yang sangat sayang padaku, yaitu kamu Farel" jawab Pia
"Maksud kamu Pi ?" tanyaku untuk meyakinkan diriku
"Iya , kamu adalah orang yang sangat sayang dan perduli sama aku Rel . Aku sayang kamu dan aku merindukan kamu dihari-hariku" jawab Pia sambil menatap mataku
Aku hanya tersenyum bahagia ketika mendengar dia bilang seperti itu padaku  dan aku mengelus rambutnya karana aku sudah tak mampu berbicara apa-apa lagi .
"Farel , jangan pernah pergi lagi dariku aku mohon.... nggak ada orang yang bisa sepertimu Rel . Aku nggak mau kehilangan kamu"
"Iya Pia , aku nggak akan pernah tinngalin kamu . aku sayang banget Pia sama kamu" ucapku menjawab semua tangisnya
Aku menggengam tanngannya dengan sangat erat merasakan aliran hangat yang mampu menghilangkan rasa dingin akibat hujan deras malam itu .



Dibuat oleh : Dinda Desita W (11)

1 komentar: